Mari kita kenali, 5 perbedaan kain tenun asli dan palsu di Jepara. Jangan takut tertipu dengan tenun palsu di Jepara!
Karena, ternyata kita dapat mengenali tenun asli dengan cara yang mudah. Selain perlu mengetahui cara membedakan kain tenun asli dan palsu, kita juga perlu mengerti mengapa sama sama tenun asli bisa berbeda barangnya.
Ada pengalaman dan cerita menarik. Dulunya, banyak masyarakat luar daerah yang mengira kain tenun dari Jepara adalah tenun palsu. Penyebabnya, harga jual kain tenun yang lebih murah. Selain itu, kualitasnya tidak sebaik tenun daerah lain.
Pada kenyataannya, tidak semua kain tenun di Jepara seperti ini. Bahkan, banyak kain tenun yang asli melalui pembuatan dengan alat tenun bukan mesin atau ATBM dengan teknik ikat secara manual. Namun, memang ada yang kualitasnya jelek, meski asli. Selain itu, ada juga yang layak disebut palsu.
5 Perbedaan Kain Tenun Asli di Jepara
Sebagai informasi, Sentra Tenun Troso Jepara memang menghasilkan kain tenun dengan berbagai jenis, kualitas, dan harga. Kita buat penjelasan dulu yang kain tenun asli. Maksudnya, asli ditenun dengan alat tenun ATBM.
Meski sama sama asli, namun tidak sama. Perbedaan kain tenun asli di jepara meliputi :
1. Teknik Menenun
Di Jepara, teknik menenun ada yang memakai ikat pakan. Dengan cara pembuatan ini, benang pakan yang terdapat corak motifnya. Teknik sebaliknya adalah ikat lungsi dengan benang lungsi yang diikat dan menjalani proses membuat corak.
Selain kedua teknik di atas, ada juga teknik lurik. Cara pembuatan tenun dengan menyusun warna sejajar tanpa melalui langkah pengikatan benang.
Ada lagi, teknik tenun baron. Teknik ini identik dengan jacquard dalam proses tenun mesin. Namun, di Jepara banyak yang masih menggunakan teknik ini dengan alat tenun bukan mesin.
2. Material Benang
Perbedaan kedua, ada pada material benang. Ada kain tenun dari bahan katun, ada yang rayon, dan ada juga bahan polyester. Setiap bahan juga ada spesifikasi lagi. Misalnya, katun 60s, 80s, dan sebagainya.
Tentu saja, perbedaan jenis benang juga berpengaruh pada kain tenun yang dihasilkan.
3. Kerapatan dan Rangkap Benang
Dengan material benang yang sama pun, pengrajin dapat menghasilkan kain tenun yang berbeda. Perbedaan kerapatan benang salah satunya.
Contohnya, alat dengan settingan 100 helai benang per inci tentu beda hasilnya dengan yang 80 helai benang. Yang 100 benang tentu lebih padat, halus, dan tidak menerawang daripada yang 80 benang.
Selain itu, benang pakan bisa menggunakan 1 helai saja. Bisa juga memakai rangkap 2 helai, bisa 3, bahkan 4 benang. Semakin banyak, makan hasil kain akan semakin tebal dan kaku.
0 Komentar